Berkat banyak fitur aksesibilitas, penyandang tunanetra dapat menikmati film seperti orang lain.

Kebanyakan orang mengasosiasikan menonton film dengan apa pun yang mereka lihat di layar lebar—efek visual, pengalaman 3D, ekspresi wajah emosional, dan rangkaian aksi.

Tapi bagaimana dengan orang tunanetra? Mereka juga menonton film untuk menindaklanjuti cerita dengan cara yang sama menawannya.

Bagaimana mereka melakukannya? Baiklah, mari kita cari tahu.

Bagaimana Orang Buta Menonton Film di Bioskop?

Orang buta menikmati menonton film di bioskop seperti orang lain. Namun karena tunanetra, mereka kebanyakan mengandalkan deskripsi audio untuk memahami detail penting yang tidak dapat mereka lihat di layar lebar. Misalnya, seorang narator sering menggambarkan ekspresi wajah, adegan latar, urutan aksi, perubahan adegan, dan pakaian karakter di sela-sela dialog.

Pada dasarnya, deskripsi audio menceritakan apa yang terjadi di layar, sehingga penyandang tunanetra dapat menyusun alur cerita film menggunakan imajinasi mereka. Ini mirip dengan mendengarkan buku audio atau podcast naratif, tetapi bedanya mereka dapat mendengar efek suara latar belakang dan dialog dalam film.

Jika Anda mengajak tunanetra untuk menonton film, mereka dapat meminta perangkat deskriptif audio di loket penjualan tiket. Di A.S., bioskop diwajibkan oleh undang-undang untuk menyediakan headphone dan deskripsi audio bagi penyandang tunanetra.

Namun, meski tanpa deskripsi audio, penyandang tunanetra dapat mengetahui apa yang sedang terjadi hanya dengan mendengarkan suara latar dan dialog. Misalnya, tunanetra bisa menonton film yang sangat mengandalkan dialog, seperti 12 Angry Men, The Man dari Bumi, atau Makan Malamku dengan Andre, tanpa deskripsi audio dan mereka akan tetap mengerti merencanakan. Meski begitu, menggunakan narator untuk mendeskripsikan visual selalu lebih baik.

Selain itu, sebagian besar bioskop memiliki sistem suara surround Dolby Atmos dengan audio 3D yang membuat film lebih imersif, dan Anda akan merasa seperti berada di ruangan yang sama dengan karakternya. Ini semua yang perlu Anda ketahui cara kerja Dolby Atmos.

Sebagian besar bioskop saat ini juga dilengkapi dengan kursi butt-kicker dan subwoofer yang menimbulkan getaran yang selaras dengan aksi dalam film. Misalnya, jika ada ledakan di layar, Anda dapat merasakan sedikit getaran yang membuat pengalaman menjadi lebih imersif. Jika Anda tunanetra, ini membuat menonton film di bioskop dengan deskripsi audio menjadi pengalaman yang lebih menyenangkan.

Bagaimana Orang Buta Menonton Film di Rumah?

Penyandang tunanetra dapat menonton film di rumah menggunakan deskripsi audio, seperti di bioskop. Namun, akan lebih nyaman jika mereka menggunakan smart TV dengan panduan suara untuk membaca panduan program dan menu saat bernavigasi di layar. Untungnya, sebagian besar TV pintar dan Android memiliki panduan suara yang dapat Anda aktifkan di pengaturan.

Sebagai alternatif, penyandang tunanetra dapat menggunakan remote control TV dengan fitur perintah suara. Misalnya, Anda bisa gunakan remote suara Alexa atau remote suara Roku untuk memandu Anda. Pilihan lainnya adalah meluncurkan layanan streaming film di smart TV Anda menggunakan Amazon Alexa dan Beranda Google. Di sini adalah semua yang perlu Anda ketahui tentang aplikasi Google Home.

Tetapi agar tunanetra mendapatkan pengalaman menonton film yang lebih imersif di rumah, mereka memerlukan pengaturan sistem surround 5.1 atau 7.1. Inilah semua yang perlu Anda ketahui memahami sistem suara surround jika Anda seorang pemula.

Layanan Streaming Mana yang Memiliki Deskripsi Audio untuk Orang Buta?

Aplikasi streaming film paling populer seperti Netflix, Hulu, Amazon Prime Video, Disney+, Apple TV+, dan HBO Max memiliki deskripsi audio di sebagian besar judulnya. Namun, beberapa film dan acara TV asing di platform streaming populer tidak memiliki deskripsi audio.

Selain itu, sebagian besar DVD Blu-ray juga memiliki deskripsi audio yang membantu penyandang tunanetra menonton film.

Orang Tunanetra Senang Menonton Film

Menikmati film bukan hanya tentang visual yang Anda lihat di layar. Mereka juga menyertakan deskripsi audio, dialog dengan suara berbeda, dan teknologi suara imersif untuk menceritakan sebuah kisah yang dapat memikat bahkan jika Anda buta. Jika Anda ingin memahami pengalamannya, Anda dapat memejamkan mata dan mendengarkan deskripsi audio, dialog, dan suara latar untuk mengapresiasinya di luar visual.