Jika Anda menggunakan kartu debit, maka Anda perlu mewaspadai bahaya pembobolan kartu. Ini adalah tren yang berkembang di kalangan penjahat yang dapat menyebabkan masalah keuangan yang serius. Dengan cracking kartu, penjahat dapat menggunakan kartu Anda untuk melakukan pembelian yang tidak sah.
Jadi, apa itu card cracking, dan bagaimana cara mencegahnya terjadi pada Anda?
Apa itu Cracking Kartu?
Pembobolan kartu adalah jenis kejahatan keuangan di mana penyusup mencoba membujuk Anda untuk memberi mereka informasi rekening bank atau kartu debit Anda dengan imbalan peluang menghasilkan uang yang cepat dan mudah. Biasanya, penyerang menargetkan korban dengan rekayasa sosial melalui email, media sosial, pesan teks, atau panggilan telepon. Penyerang ini bisa sangat meyakinkan dan akan membuat korbannya percaya bahwa mereka sah.
Penyerang menggunakan kartu debit atau informasi bank untuk menyimpan cek palsu dan langsung menarik uang itu, menyisakan sebagian kecil untuk korban juga.
Namun, karena cek tersebut dicuri atau dipalsukan, kemudian dikembalikan ke rekening korban, yang menciptakan saldo negatif, dan korban menjadi kaki tangan kriminal.
Untuk memahami ini dengan jelas, inilah contohnya. Misalkan seseorang menelepon atau mengirim SMS kepada Anda dan memberi tahu Anda bahwa mereka memiliki cek senilai $10.000 yang harus segera dicairkan, tetapi mereka tidak memiliki rekening bank untuk menyetorkan cek tersebut. Jadi mereka dengan cerdik membingkai skenario palsu dan meminta bantuan Anda untuk melakukan deposit di rekening bank Anda. Sebagai imbalannya, mereka berjanji untuk meninggalkan jumlah tertentu, katakanlah, $1500, di akun Anda.
Dengan harapan dapat membantu seseorang yang membutuhkan (dan menghasilkan $1500!), Anda dapat memberikan detail kartu Anda kepada mereka untuk melakukan setoran. Namun, yang tidak Anda ketahui adalah bahwa mereka akan menarik semua jumlah cek yang disimpan dan meninggalkan saldo negatif di akun Anda.
Bagaimana Pemecahan Kartu Dilakukan
Peretasan kartu dilakukan oleh scammers terampil yang merencanakan segalanya terlebih dahulu untuk melakukan penipuan dengan sukses. Berikut adalah langkah-langkah umum yang mereka ambil.
Langkah 1: Curi atau Buat Cek Palsu
Pertama, penjahat mencuri cek atau membuat cek palsu menggunakan teknik pemalsuan digital. Cek ini digunakan sebagai dasar untuk penipuan.
Langkah 2: Pikat Korban untuk Mendapatkan Detail Kartu Mereka
Penyerang kemudian akan memikat korban dengan menawarkan mereka kesempatan menghasilkan uang dengan imbalan rincian kartu mereka. Untuk memikat korban, mereka menggunakan platform online seperti media sosial, email, SMS, atau panggilan telepon untuk menjelaskan situasi keuangan mereka yang mendesak. Mereka juga menjanjikan sejumlah uang sebagai imbalan untuk membuatnya terlihat seperti peluang asli. Korban kemudian memberikan kartu debit atau detail perbankan mereka sebagai imbalan atas penawaran tersebut.
Langkah 3: Setorkan Cek Palsu ke Rekening Korban
Penyerang menyetorkan cek palsu ke rekening korban, dan begitu muncul di pernyataan mereka, mereka langsung mencoba untuk menarik uang itu.
Langkah 4: Tarik Dana dari Rekening Korban
Selanjutnya, penyerang akan menarik semua dana dari akun korban. Kadang-kadang, mereka akan menyisakan sebagian kecil untuk korban, membuatnya tampak seperti kesepakatan yang sah.
Langkah 5: Cek Dikembalikan ke Rekening Korban
Karena cek yang disimpan palsu atau dicuri, pada akhirnya akan dikembalikan ke rekening korban. Ini menciptakan saldo negatif di akun mereka dan membuat mereka bertanggung jawab untuk membayar kembali jumlah itu dengan penalti.
Langkah 6: Korban Menjadi Kaki Tangan Kriminal
Korban sekarang terjebak dengan saldo negatif di rekeningnya, dan pelaku berhasil mentransfer dana ke rekening lain. Korban juga bertanggung jawab atas tindakan hukum jika terbukti bersalah menjadi pihak dalam kegiatan kriminal.
Siapa Sasaran Umum Penipu?
Peretasan kartu menargetkan korban yang tidak bersalah yang tidak memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk membedakan antara aktivitas asli dan palsu. Penipu ini terkadang bahkan menargetkan anak-anak.
Berikut adalah korban paling umum dari peretasan kartu:
- Mahasiswa: Mahasiswa lebih rentan menjadi korban scammers karena kurangnya literasi keuangan. Mereka juga dapat dengan mudah tertarik untuk mendapatkan uang cepat.
- Senior: Beberapa manula mungkin tidak terbiasa dengan teknologi dan penipuan modern, menjadikannya sasaran empuk untuk cracking kartu.
- Orang yang terlilit hutang: Orang yang sudah bergumul dengan pembayaran kembali pinjaman atau hutang dapat dengan mudah jatuh ke dalam perangkap pemecahan kartu.
Bagaimana Pemecahan Kartu Mempengaruhi Pemegang Kartu
Pembobolan kartu dapat membuat pemegang kartu berada dalam posisi genting karena mereka bertanggung jawab untuk membayar kembali uang yang telah ditarik secara curang dari rekening mereka. Mereka juga dapat menghadapi tindakan hukum jika terbukti bersalah terlibat dalam kegiatan kriminal.
Selain itu, mereka mungkin harus menanggung denda besar yang dikenakan oleh bank atau lembaga keuangan. Selain itu, korban pembobolan kartu dapat menderita kerugian finansial, rusaknya nilai kredit dan reputasi mereka, atau bahkan pencurian identitas.
Bagaimana Melindungi Diri Anda Dari Pemecahan Kartu
Cara terbaik untuk melindungi diri Anda dari penipuan pembobolan kartu adalah dengan tetap waspada dan mendapat informasi tentang aktivitas yang mencurigakan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda melindungi diri sendiri:
- Waspadai penipu: Waspadai semua jenis penipu online yang mencoba menipu orang dengan menawarkan peluang menghasilkan uang. Menghindari menjadi korban scambaiting dengan tidak ikut serta dalam aktivitas apa pun yang tampak mencurigakan atau terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.
- Jangan bagikan detail kartu Anda: Jangan pernah membagikan detail kartu Anda dengan siapa pun, terutama jika Anda tidak yakin dengan niat mereka. Selain itu, pastikan untuk mengawasi setiap aktivitas tidak sah di akun Anda sehingga Anda dapat segera mengambil tindakan jika ada aktivitas penipuan.
- Periksa referensi: Sebelum Anda melakukan transaksi dengan seseorang, pastikan untuk memeriksa referensi mereka. Jika orang tersebut tidak dikenal oleh Anda atau keluarga Anda, hindari melakukan transaksi apa pun dengannya.
- Gunakan layanan perlindungan penipuan: Untuk melindungi diri Anda dari penipuan online, gunakan layanan perlindungan penipuan yang andal seperti layanan pemantauan kredit yang dapat membantu mendeteksi aktivitas mencurigakan di akun Anda.
- Pantau laporan bank Anda: Selalu periksa laporan bank Anda untuk setiap transaksi yang tidak sah dan segera laporkan ke bank Anda jika Anda menemukan ketidaksesuaian.
- Waspadai upaya phishing: Selalu waspada terhadap pesan yang tidak diminta yang menawarkan Anda peluang menghasilkan uang. Ini sering upaya phishing yang mungkin berisi tautan atau lampiran berbahaya.
- Tetap up-to-date dengan teknologi terbaru: Sangat penting untuk mengikuti perkembangan keamanan terbaru dan tetap berada di depan scammers. Manfaatkan autentikasi dua faktor, gunakan kata sandi yang kuat, dan aktifkan fitur keamanan lain yang dapat membantu melindungi akun Anda dari akses tidak sah.
Hindari Berpartisipasi dalam Pemecahan Kartu
Pemecahan kartu bisa sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kerugian besar. Agar tetap aman saat online, selalu waspada terhadap aktivitas mencurigakan di akun Anda dan hindari berpartisipasi dalam skema pembobolan kartu. Selain itu, pastikan untuk menggunakan layanan perlindungan penipuan yang andal yang dapat membantu mendeteksi aktivitas penipuan apa pun dan segera memberi tahu Anda jika ada yang mencurigakan. Dengan langkah-langkah yang tepat, Anda dapat melindungi diri dari pemecahan kartu dan penipuan kartu lainnya seperti carding.