Internet bisa menjadi tempat yang berbahaya bagi pikiran muda. Mereka tidak hanya dapat menemukan sesuatu yang kontroversial dan tidak pantas, mereka juga dapat terpapar potensi ancaman dunia maya dan intimidasi. Meskipun platform media sosial memiliki usia resmi untuk mendaftar ke platform mereka, banyak anak yang memasuki usia palsu dan tetap mendaftar.

Ada beberapa perdebatan selama bertahun-tahun tentang seberapa muda terlalu muda bagi anak-anak untuk mulai menggunakan media sosial. Sementara banyak aplikasi sosial mensyaratkan usia minimal tiga belas tahun, orang tua perlu menentukan apakah remaja mereka cukup dewasa untuk akun media sosial mereka sendiri.

Menurut Sensus Akal Sehat, yang didasarkan pada survei nasional terhadap 1.700 orang tua di Amerika Serikat dengan anak berusia 8 hingga 18 tahun, 56% remaja memiliki akun media sosial sendiri. Sekitar 80% remaja memiliki akun media sosial, sementara 23% remaja (anak-anak berusia 8 hingga 12 tahun) memilikinya.

Ini berarti bahwa meskipun sebagian besar pengguna di media sosial adalah usia yang tepat menurut ketentuan penggunaan, ada juga sejumlah besar anak-anak di platform ini.

instagram viewer

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa rata-rata usia anak-anak saat mendaftar akun media sosial adalah 12,6 tahun.

Sebagian besar platform sosial mengharuskan orang untuk menambahkan tahun lahir saat mereka mendaftar. Seseorang harus berusia minimal 13 tahun. Sementara mereka mengklaim bahwa verifikasi usia ada untuk melindungi anak-anak dari bahaya online, ada alasan lain.

Platform media sosial menampilkan konten yang dipersonalisasi seperti iklan. Ada undang-undang yang menyatakan bahwa anak di bawah umur tidak boleh diperlihatkan iklan yang tidak pantas, misalnya iklan yang mengandung alkohol.

Artinya, meskipun platform sosial mungkin memiliki kontrol atas iklan yang muncul di platform mereka, mereka tidak dapat menentukan apakah anak-anak telah menggunakan usia palsu untuk mendaftar. Sebagian besar platform sosial memiliki cara untuk melaporkan seseorang yang mungkin masih di bawah umur.

Potensi Bahaya Paparan Awal Konten yang Tidak Pantas

Ada banyak konten di media sosial yang tidak cocok untuk anak-anak. Hari-hari ini TikTok dianggap sebagai salah satu platform sosial paling populer tetapi ada alasan mengapa Anda tidak boleh membiarkan anak-anak Anda menonton video TikTok tanpa pengawasan. Beberapa video di TikTok menunjukkan aktivitas yang berpotensi berbahaya. Ada juga banyak video yang berisi "informasi palsu". Dengan kata lain, konten berbahaya yang salah merepresentasikan topik politik, budaya, atau sosial.

Banyak platform media sosial menunjukkan gulungan konten yang berkelanjutan. Ini menempatkan anak-anak dalam posisi rentan karena mereka tidak dapat memilih apa yang ingin mereka lihat, tetapi konten diperlihatkan secara otomatis.

Mulai dari konten kekerasan dan tidak pantas, paparan hal-hal yang tidak sesuai usia bisa membekas di benak anak muda. Setiap platform media sosial memiliki cara untuk melaporkan konten yang dapat dianggap melanggar hukum atau menyinggung.

Sulit untuk menentukan batasan usia bagi anak untuk mulai menggunakan media sosial karena setiap anak berbeda. Beberapa remaja mungkin lebih dewasa pada usia 13 tahun, sedangkan yang lain mungkin membutuhkan beberapa tahun lagi untuk menjadi dewasa ke tingkat yang membuat mereka menggunakan media sosial secara bertanggung jawab.

Anak-anak tidak boleh berada di bawah usia batas platform media sosial, yaitu 13 tahun dalam banyak kasus. Pada beberapa platform mereka harus lebih tua. Misalnya, pengguna aplikasi kencan harus berusia minimal 18 tahun.

Saat mereka mendaftar ke platform sosial, remaja perlu menyadari bahaya yang bisa mereka hadapi. Beberapa ancaman online dapat mencakup hal-hal seperti menyaksikan konten yang tidak pantas, cyberbullying, dan cyberstalking. Saat menggunakan media sosial, mereka harus memastikan bahwa orang tua atau wali mereka mengetahui apa yang mereka lakukan secara online. Dalam banyak kasus, platform sosial memiliki perlindungan untuk anak di bawah umur yang harus diperiksa dengan cermat oleh orang tua.

Orang tua juga harus melakukan apa saja untuk melindungi anak-anak mereka dari predator online. Dengan kata lain, anak-anak tidak boleh menggunakan media sosial sebelum mereka dapat menghindari bahaya online.

Berdasarkan privacyhq.com, 78% orang tua berpendapat bahwa perusahaan media sosial harus berbuat lebih banyak untuk melindungi anak-anak. Satu dari 5 orang tua menemukan bahwa anak mereka telah membuat akun Instagram palsu. Sedangkan 63% orang tua khawatir anak mereka menganggap video TikTok terlalu serius dengan mencoba menirunya sendiri untuk menjadi viral. Orang tua dan platform sosial harus bertanggung jawab untuk melindungi remaja dan anak-anak secara online.

Orang tua perlu mengetahui apa yang dilakukan anak-anak mereka di internet, termasuk platform mana yang mereka daftarkan. Ada pertanyaan untuk ditanyakan kepada anak-anak Anda tentang penggunaan media sosial mereka tanpa terlalu mengganggu privasi mereka.

Keamanan Adalah Kunci

Keamanan online penting bagi semua orang, terutama anak-anak yang memulai perjalanan internet mereka. Dengan banyaknya konten di luar sana, perusahaan media sosial tidak dapat menyensor semuanya, jadi terserah kepada orang tua untuk menentukan situs mana yang dapat dan tidak dapat diakses oleh anak-anak mereka.

Sementara usia yang diizinkan untuk mengakses media sosial adalah tiga belas tahun, orang tua perlu memastikan anak-anak mereka cukup dewasa untuk menggunakan media sosial secara bertanggung jawab.