AI bisa menjadi kuat dan lemah. Tetapi bagaimana perbedaan kedua teknologi ini?
Kita sering menganggap kecerdasan buatan (AI) sebagai kecerdasan komputasi yang meniru pikiran manusia. Namun, karakterisasi ini tidak berlaku untuk semua sistem AI, karena berbagai jenis AI memiliki karakteristik yang berbeda. Dua kategori utama dalam AI adalah "AI yang kuat" dan "AI yang lemah", mewakili pendekatan yang berbeda terhadap kecerdasan mesin.
Sekarang, mari kita lihat perbedaan mendasar antara AI yang kuat dan AI yang lemah dan jelajahi keadaan teknologi AI saat ini.
Apa itu AI Lemah?
AI lemah, juga dikenal sebagai AI sempit, mengacu pada aplikasi AI yang dirancang khusus untuk mengotomatiskan tugas yang membutuhkan keterampilan kognitif tertentu. Kategori AI ini menggunakan model pembelajaran mesin yang disesuaikan untuk tugas tertentu seperti pengenalan objek, interaksi chatbot, asisten suara pribadi, sistem koreksi otomatis, dan algoritme pencarian Google, di antaranya yang lain.
Anda mungkin bertanya-tanya mengapa kategori AI ini disebut sebagai AI "lemah". Istilah "lemah" mungkin secara keliru menyiratkan bahwa aplikasi AI ini kurang dalam beberapa hal. Namun, penting untuk menyadari bahwa kemajuan pesat dalam AI dan dampaknya yang meluas di berbagai industri sebagian besar disebabkan oleh kecerdasan mesin yang sempit. Label "lemah" menunjukkan bahwa aplikasi ini berfokus pada fungsi kognitif tertentu atau sempit.
Aplikasi AI Lemah
ChatGPT, Midjourney, Stable Diffusion, DALL-E, dan Bard hanyalah beberapa contoh alat AI yang menggemparkan dunia pada tahun 2022 dan 2023. Sungguh luar biasa bahwa begitu banyak profesi memanfaatkan aplikasi mereka yang tersebar luas, bahkan memicu perdebatan tentang potensi AI untuk menggantikan manusia dan meninggalkan banyak dari kita dengan pertanyaan, "Bisakah ChatGPT menggantikan saya?"
Namun, penting untuk dicatat bahwa alat luar biasa ini masih diklasifikasikan sebagai contoh "AI lemah" yang sedang beraksi.
Mari jelajahi tujuh aplikasi umum AI lemah:
- Filter spam email: Fitur yang dirancang untuk mendeteksi dan mengalihkan email spam ke folder spam.
- Chatbot: Alat yang memanfaatkan Pemrosesan Bahasa Alami (NLP) untuk berinteraksi dengan manusia adalah contoh lain dari AI yang lemah.
- Artis AI: Seni yang dihasilkan komputer menggunakan AI dapat mengubah instruksi bahasa alami menjadi gambar dan juga berada di bawah payung AI yang sempit.
- Asisten suara pintar: Siri, Cortana, Alexa, dan lainnya dapat melakukan banyak tugas atas nama Anda dengan menanggapi perintah suara.
- Algoritma media sosial: Rekomendasi pada platform seperti Twitter, Instagram, Facebook, atau bahkan Spotify semuanya didukung oleh algoritme AI yang lemah.
- Mengemudi otonom: Itu fitur self-driving di kendaraan adalah aplikasi lain dari AI yang lemah.
- Kesehatan: aplikasi AI dalam perawatan kesehatan, seperti sistem diagnostik medis yang mampu mengidentifikasi penyakit dengan campur tangan manusia minimal, berfungsi sebagai contoh tambahan tindakan AI yang lemah.
Terlepas dari istilah "AI lemah", jelas bahwa ini memiliki banyak aplikasi dunia nyata yang sudah kami gunakan.
Keterbatasan AI Lemah
Alasan utama keterbatasan AI saat ini adalah fokusnya pada otomatisasi tugas-tugas tertentu untuk manusia. Misalnya, ChatGPT dan Google Bard dirancang sebagai model bahasa besar (LLM). Mereka secara khusus diprogram untuk menghasilkan konten berbasis teks. Demikian pula, Midjourney dan Stable Diffusion adalah generator teks-ke-gambar yang terbatas pada fungsi khusus ini.
Mari jelajahi beberapa batasan dan kelemahan AI yang lemah:
- Kemampuan terbatas karena model khusus tugas.
- Aplikasi AI yang sempit sangat bergantung pada data, membutuhkan kumpulan data besar untuk mempelajari dan melakukan tugas tertentu.
- Selain itu, penggunaan kumpulan data besar dapat menimbulkan masalah privasi dan pemrosesan data.,
- AI yang lemah sering mengandalkan intervensi manusia untuk menjalankan tugas, yang dapat memperkenalkan bias manusia ke dalam proses.
- Aplikasi ini mungkin rentan terhadap ancaman dan kerentanan dunia maya.
Namun, terlepas dari keterbatasan ini, alat seperti ChatGPT telah menjadi sangat diperlukan dalam waktu singkat setelah dirilis ke publik.
Apa itu AI atau AGI yang Kuat?
Berbeda dengan AI lemah ada AI yang kuat, juga dikenal sebagai artificial general intelligence (AGI). Bentuk AI ini didasarkan pada keyakinan bahwa kekuatan komputasi dapat meniru kemampuan otak manusia, termasuk pemikiran analitis dan kemampuan intelektual lainnya. AI yang kuat bertujuan untuk menciptakan mesin yang mampu melakukan tugas intelektual apa pun yang dapat dilakukan manusia, tidak harus dengan cara yang sama seperti manusia.
Tidak seperti AI lemah, AI kuat tidak bergantung pada model terprogram khusus untuk melakukan tugas-tugas sempit. Sebaliknya, ia memiliki potensi untuk menangani tugas-tugas umum dengan mensimulasikan fungsi otak manusia. AGI memiliki kemampuan untuk memungkinkan sistem teknologi berkembang dari waktu ke waktu dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
Ini akan menjadi AI yang kuat yang kemungkinan besar akan mengarah pada singularitas. Namun, penting untuk dicatat bahwa AI yang kuat masih merupakan tujuan yang jauh, karena sebagian besar pekerjaan di bidang ini sebagian besar masih teoretis. Konsep AI yang kuat sendiri seringkali mengambil inspirasi dari film dan novel fiksi ilmiah.
Aplikasi AI Kuat
Karena pengembangan AI yang kuat masih perlu diselesaikan, menemukannya di dunia nyata yang praktis skenario hampir tidak mungkin, membuat banyak pembicaraan tentang penggunaan dan pengembangannya murni teoretis. Namun, berikut adalah lima aplikasi yang diantisipasi di mana AI yang kuat dapat dimanfaatkan:
- Kecerdasan emosional dan pemrosesan pikiran: Pemahaman emosi manusia dan proses berpikir dapat dimasukkan ke dalam sistem AGI, menguntungkan industri seperti kesehatan, pendidikan, dan layanan pelanggan.
- Pengambilan keputusan: Mesin yang dilengkapi AI yang kuat dapat memiliki kemampuan untuk membuat keputusan otonom berdasarkan rasionalitas.
- Evolusi: Sistem AI yang kuat dapat memungkinkan mesin beradaptasi dan memodifikasi dirinya agar lebih sesuai dengan lingkungannya.
- Kesadaran: Kesadaran diri dan kemampuan pengambilan keputusan secara sadar dapat dicapai melalui sistem AI yang kuat.
- Kreativitas buatan: AI yang kuat dapat membuka potensi kreativitas buatan, memungkinkan mesin menghasilkan ide-ide inovatif tanpa instruksi manusia.
Terlepas dari sifat AGI yang sebagian besar teoretis, AGI jelas memiliki potensi yang sangat besar.
Keterbatasan AI Kuat
AI atau AGI yang kuat memiliki potensi untuk menjadi transformatif bagi masyarakat kita. Namun, beberapa pertimbangan dan tantangan harus diatasi saat menerapkan sistem tersebut.
- Kompleksitas, karena AI yang kuat membutuhkan data dalam jumlah besar dan daya komputasi yang tinggi untuk pelatihan.
- Pertimbangan etis yang muncul dari ketidakpastian seputar perilaku AI yang kuat dalam skenario dunia nyata (misalnya, sistem AGI dapat membuat keputusan yang berbahaya bagi manusia).
- Sistem AGI akan sangat bergantung pada data manusia, yang dapat menyebabkan bias yang ditularkan oleh manusia.
- Keamanan dan tanggung jawab atas tindakan AI yang kuat (mis., menentukan siapa yang harus dimintai pertanggungjawaban saat terjadi kesalahan).
Mengingat potensi AGI yang mengubah dunia, regulasi ekstensif harus diterapkan sebelum produk semacam itu dirilis ke publik. Sudah cukup sulit mengatur AI generatif, dan AGI akan meningkatkan masalah tersebut ke tingkat yang lebih tinggi.
Perbedaan Antara AI Kuat dan Lemah
Ada beberapa perbedaan penting antara AI yang kuat dan lemah dalam hal tujuan, metode pembelajaran, dan pendekatan pemecahan masalah. Mari jelajahi perbedaan ini.
Tujuan
Perbedaan penting antara dua sistem kecerdasan buatan terletak pada tujuannya. Sistem AI yang lemah terutama dirancang untuk mengotomatiskan proses tertentu dan melakukan tugas yang terdefinisi dengan baik, yang mengarah pada peningkatan efisiensi di berbagai bidang.
Di sisi lain, sistem AI yang kuat, meskipun hipotetis, bertujuan untuk meniru fungsi otak manusia. Sistem ini bisa dibilang memiliki kesadaran diri, kesadaran, dan kemampuan analitis, memungkinkan mereka untuk melakukan berbagai tugas umum, seperti halnya manusia.
Metode Pembelajaran
Sistem AI dan AGI yang sempit juga berbeda dalam metode pembelajarannya. Narrow AI mengandalkan kumpulan data tertentu untuk mempelajari pola dan melakukan tugas berulang. Biasanya, AI yang lemah memproses data dengan mengklasifikasikannya berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
Sebaliknya, mekanisme AGI membutuhkan data dalam jumlah besar untuk melakukan tugas-tugas umum, yang bertujuan untuk meniru proses kognitif pikiran manusia. Akibatnya, AGI menggunakan metode pengelompokan dan penautan data untuk memproses dan menganalisis informasi.
Pendekatan untuk Pemecahan Masalah
Sistem AI yang lemah direkayasa secara khusus untuk tugas berulang yang memerlukan pemeriksaan dataset dan pengenalan pola yang cermat. Ini memungkinkan sistem untuk membuat prediksi dan hasil yang andal.
Sebagai perbandingan, AI yang kuat mengambil pendekatan pemecahan masalah yang diarahkan untuk menangani tugas yang lebih rumit dan kreatif. Itu bergantung pada kumpulan data yang luas dan terus berkembang untuk beradaptasi dengan kondisi dan tantangan baru.
Keadaan Teknologi AI Saat Ini
Saat ini, tugas sehari-hari kita terutama diotomatisasi oleh AI yang sempit atau lemah. Namun, sistem ini tidak memiliki kemampuan kognitif dan pemikiran analitis yang muncul secara alami di otak manusia. Akibatnya, para peneliti dan pengembang saat ini berfokus pada memajukan AI untuk memasukkan lebih banyak sistem komputasi yang mirip manusia.
Kecerdasan umum buatan (AGI) akan jauh lebih canggih daripada AI yang lemah. Meskipun demikian, AGI masih dalam tahap awal pengembangan dan jalan masih panjang sebelum menjadi kenyataan.