Berikut adalah persamaan dan perbedaan antara Substack Notes dan Twitter.

Substack, platform populer untuk penulis buletin, telah meluncurkan fitur yang disebut Notes. Catatan adalah postingan singkat yang dibagikan kepada pelanggan dan pembaca lain di situs web dan aplikasi Substack. Mereka mirip dengan tweet tetapi dengan beberapa perbedaan utama.

Baca terus untuk melihat Perbandingan Substack Notes dengan Twitter, baik dari segi persamaan maupun perbedaan.

Catatan Subtumpukan vs. Twitter: Kemiripan

Substack Notes memiliki satu fitur utama yang mirip dengan Twitter: keduanya merupakan platform untuk berbagi konten bentuk pendek dengan audiens. Kedua platform memungkinkan pengguna memposting konten bentuk pendek, seperti kutipan, komentar, gambar, dan tautan. Mereka juga menawarkan tombol suka, balas, dan retweet (ulangi, dalam terminologi Substack), yang memungkinkan pengguna untuk terlibat dengan konten satu sama lain.

Kedua platform menyambut pembuat konten yang ingin membangun pengikut, terlibat dengan pembacanya, dan memonetisasi karya mereka. Substack Notes adalah perpanjangan dari layanan buletin Substack, yang memungkinkan penulis mengenakan biaya untuk berlangganan buletin email mereka.

instagram viewer

Twitter juga memiliki fitur berlangganan yang disebut Langganan yang memungkinkan pengguna menagih pelanggan untuk tweet eksklusif dan fasilitas lainnya.

Catatan Subtumpukan vs. Twitter: Perbedaan

Bila kamu tahu bagaimana Catatan Substack bekerja, Anda akan setuju bahwa terlepas dari kesamaan ini, Catatan Subtumpukan juga memiliki beberapa perbedaan mendasar dari Twitter. Inilah beberapa di antaranya...

1. Jumlah Karakter

Sementara Twitter memberlakukan batas 280 karakter pada tweet untuk pelanggan non-Twitter-Blue, Substack Notes tidak memiliki batasan seperti itu. Penulis dapat mengekspresikan diri mereka lebih bebas dan sepenuhnya di Notes daripada di Twitter, tanpa membagi pemikiran mereka menjadi beberapa tweet atau menggunakan utas.

2. Konten yang Didukung

Opsi konten yang didukung tersedia di Notes menggarisbawahi fokus Substack pada penulis. Penulis hanya dapat berbagi teks dan gambar. Twitter, di sisi lain, juga mendukung video, GIF, dan jajak pendapat.

3. Kualitas dan Keanekaragaman Konten

Catatan Substack sebagian besar ditulis oleh penulis profesional atau semi-profesional dengan buletin di Substack. Dengan demikian, Notes lebih halus, informatif, dan berwawasan luas daripada rata-rata tweet. Mereka juga cenderung berfokus pada topik atau ceruk tertentu yang menarik bagi pelanggan penulis.

Twitter memiliki pembuat konten dan topik yang beragam, mulai dari selebritas dan politikus hingga meme dan lelucon. Tweet lebih menghibur, spontan, dan tidak dapat diprediksi daripada catatan. Kemiringan konten kurasi Notes juga berarti platform tersebut mungkin tidak cocok untuk menyampaikan berita atau topik sensitif waktu seperti halnya Twitter.

4. Iklan dan Monetisasi

Substack Notes bebas iklan. Tidak seperti Twitter, yang sangat bergantung pada iklan dan mempromosikan tweet untuk menghasilkan pendapatan, satu-satunya aliran pendapatan Substack adalah langganan buletin.

Mengapa Catatan Substack Bukanlah Alternatif Twitter Sejati

Mengingat perbedaan ini, jelas bahwa Substack Notes bukanlah alternatif Twitter yang sebenarnya. Itu tidak dapat bersaing dengan atau menggantikan Twitter sebagai platform masuk untuk konten bentuk pendek dan interaksi sosial.

Fitur Catatan Substack adalah perpanjangan dari fitur buletinnya, memungkinkan penulis untuk berbagi potongan konten dengan pembacanya dan terlibat dengan mereka secara teratur.

Ini mungkin menarik bagi penulis yang ingin membangun hubungan dengan pembacanya atau mereka yang mencari platform bebas iklan. Namun, ini bukan alternatif yang layak untuk Twitter bagi siapa saja yang menginginkan berbagai fitur Twitter.

Melihat Catatan Subtumpukan Apa Adanya

Substack Notes memiliki banyak hal untuk ditawarkan kepada penulis dan pembaca, tetapi ini bukanlah alternatif Twitter yang sebenarnya. Itu tidak memiliki fitur dan keragaman konten yang sama dengan Twitter.

Namun, ini memberikan platform bagi penulis untuk berbagi pemikiran yang lebih mendetail dan terlibat dengan pembacanya, yang dapat menjadi tambahan berharga untuk buletin reguler mereka.