Bank Sentral Denmark dan tujuh bank swasta menjadi sasaran serangan DDoS pada Selasa, 10 Januari 2023. Itu termasuk Jyske Bank, Sydbank, dan Arbejdernes Landsbank, tiga bank terbesar di Denmark.
Bankdata—perusahaan penyedia teknologi keuangan—pusat layanan menjadi sasaran peretas, yang juga mengganggu operasional bank menggunakan server perusahaan TI itu sendiri.
Menurut laporan, kelompok peretas pro-Rusia melakukan serangan DDoS, karena mereka sekarang melakukan serangkaian serangan DDoS di Ukraina dan negara-negara anggota NATO.
Apa Itu Serangan Cyber DDoS?
Serangan Distributed Denial of Service (DDoS) menyebabkan gangguan sementara pada pengoperasian server organisasi, situs web, atau sumber daya jaringan lainnya. Penjahat dunia maya menggunakan banyak perangkat yang terhubung ke internet untuk membebani sumber daya target dengan ribuan permintaan HTTP dan lalu lintas sekaligus.
Akibatnya, sistem tidak dapat menangani volume lalu lintas, membuat sumber daya yang diserang tidak dapat diakses oleh pengguna yang sah. Tingkat keparahan serangan DDoS menentukan berapa lama layanan tidak akan tersedia, tetapi menurut Lab Kaspersky, satu dari lima serangan DDoS berlangsung selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu.
Serangan DDoS umum dan mudah dilakukan oleh peretas karena tidak melibatkan penginstalan kode berbahaya di server korban. Lebih dari 30 jenis serangan DDoS ada, dan yang baru terus diperkenalkan. Karena semua faktor ini, serangan DDoS kini lebih berisiko dan lebih sulit diblokir.
Bagaimana Serangan Itu Mempengaruhi Warga Denmark?
Tujuan utama serangan DDoS adalah mengganggu operasi sehari-hari bank di Denmark. Pengguna tidak dapat mengakses situs web Nationalbank Denmark dan tujuh bank lainnya, membuat serangan tersebut sebagian berhasil. Namun, semua pengguna dapat mengakses sistem keuangan lain, termasuk mobile banking, tanpa masalah.
Kecuali situs web, aktivitas bisnis reguler bank tidak terpengaruh, memungkinkan publik untuk menggunakan semua layanan keuangan lainnya. Sisi negatifnya, situs web perbankan tidak aktif selama lebih dari tiga jam, yang mungkin menyebabkan masalah dan kerugian finansial bagi beberapa warga.
Karena menargetkan bank-bank besar di negara itu, insiden itu memengaruhi sebagian besar warga Denmark. Sydbank sendiri memiliki sekitar 500.000 pelanggan pribadi dan bisnis, sedangkan Nationalbank Denmark memiliki lebih banyak lagi.
Pelanggan bisa marah jika para peretas telah melumpuhkan semua sistem keuangan bank.
Apakah Orang Terlindungi dari Serangan Ini di Masa Depan?
Berdasarkan Pusat Keamanan Siber Denmark (CFCS), Denmark berisiko sedang terhadap serangan siber DDoS. Namun, tingkat ancaman terus meningkat akibat perang di Ukraina, menempatkan banyak perusahaan swasta dan lembaga publik Denmark dalam bahaya.
Beberapa tangkapan layar dari obrolan grup Telegram yang beredar di Twitter menunjukkan pesan dari kelompok peretas pro-Rusia yang merencanakan serangan DDoS.
Sektor perbankan telah merencanakan peningkatan anggaran keamanan siber hingga 30% untuk mengatasi ancaman ini. Akibatnya, Denmark akan terus meningkatkan langkah-langkah keamanannya menggunakan kontrol keamanan jaringan dan perlindungan berlapis.
Bank bahkan mungkin berinvestasi dalam penyedia layanan berbasis cloud yang berfokus pada pertahanan serangan DDoS. Penyedia layanan ini melakukan penilaian keamanan berkelanjutan, memantau tren lalu lintas, dan membuat strategi pertahanan berdasarkan penilaian tersebut.
Jika Anda Tinggal di Denmark, Haruskah Anda Menggunakan Perbankan Online?
Warga Denmark tidak harus meninggalkan perbankan online. Kita tidak boleh mengabaikan fakta bahwa Denmark terus menjadi salah satu negara paling aman di dunia maya. Menurut a penelitian baru-baru ini, hanya 0,1% pengguna Denmark yang menjadi korban serangan malware finansial pada tahun 2022.
Serangan DDoS tidak dapat membuka kunci sistem bank untuk mencuri informasi pribadi Anda, tetapi peretas dapat menggunakan beberapa metode lain untuk mencuri data. DDoS dengan sendirinya tidak dapat mencuri data, tetapi peretas dapat menggunakannya sebagai pengalihan untuk mengunduh malware tambahan ke dalam sistem untuk pencurian data.
Serangan DDoS menjadi lebih umum di seluruh dunia. Namun, bank-bank di Denmark dapat memulihkan situs web mereka dengan cepat setelah serangan DDoS. Lebih banyak kemajuan keamanan diharapkan di Denmark, membuatnya aman untuk menggunakan layanan perbankan di negara tersebut.
Jadi, Apakah Informasi Anda Aman Dengan Bank Online?
Secara keseluruhan, bank Denmark aman dan andal. Meskipun dapat mengganggu situs web beberapa bank, kelompok peretas pro-Rusia tidak dapat mengakses sistem dan mencuri data pribadi apa pun. Biasanya, insiden seperti itu jarang terjadi di negara tersebut, tetapi perang di Ukraina telah meningkatkan ancaman serangan DDoS.
Selain peningkatan langkah-langkah keamanan yang diharapkan dari bank, Anda juga harus melakukan beberapa tindakan pengamanan untuk melindungi rekening bank online Anda.