Perusahaan video game Activision Blizzard telah mengonfirmasi pelanggaran data di mana informasi karyawan dan game diambil. Konten Call of Duty diduga telah bocor akibat peretasan tersebut.
Activision Blizzard Mengalami Pelanggaran Data
Activision Blizzard telah mengkonfirmasi bahwa itu mengalami pelanggaran data melalui rekayasa sosial pada tanggal 4 Desember 2022, mengakibatkan pencurian informasi game dan karyawan.
Pelanggaran terjadi sebagai akibat dari Skema phishing SMS yang memungkinkan penyerang menyusup ke saluran Slack perusahaan melalui satu akun karyawan. Karyawan yang berhasil menjadi sasaran serangan itu bekerja untuk departemen Sumber Daya Manusia Activision dan memiliki akses ke sejumlah besar data staf yang sensitif.
Di dalam artikel Insider Gaming, peretasan itu tampaknya dikonfirmasi. Penulis, Tom Henderson, menulis bahwa "data yang diperoleh berisi rencana untuk DLC Modern Warfare 2 yang akan datang, Call of Duty 2023 (Codename Jupiter), dan Call of Duty 2024 (Nama kode Cerberus), serta informasi karyawan yang sensitif." Data karyawan yang dicuri meliputi email, nomor telepon, nama, tempat kerja, gaji, dan lainnya.
Info Call of Duty Telah Bocor
Pelanggaran data Activision ini kabarnya mengakibatkan bocornya timeline konten Call of Duty hingga November 2023.
Peneliti keamanan VX-Underground memposting tangkapan layar dari jadwal yang diduga bocor, bersama dengan tangkapan layar SMS phishing yang digunakan dalam serangan itu. Selain itu, VX-Underground memposting tangkapan layar saluran Activision Slack "#general", menunjukkan akun karyawan yang diretas mengirimkan pesan bertuliskan "Saya menyentuh anak-anak".
Di akhir postingan Insider Gaming tersebut, diberikan komentar dari Activision terkait insiden tersebut.
Di sini, Activision menyatakan bahwa keamanan adalah yang terpenting bagi perusahaan dan upaya phishing SMS diselesaikan dengan cepat. Terakhir, Activision menulis bahwa "tidak ada data sensitif karyawan, kode game, atau data pemain yang diakses."
Serangan Rekayasa Sosial Sangat Umum
Di era teknologi modern kita, serangan dunia maya yang menggunakan taktik rekayasa sosial terjadi terus-menerus, dengan ribuan orang dan organisasi menjadi korban penipuan semacam itu setiap minggu. Karena ancaman yang berkelanjutan ini, sangat penting untuk menyadari tanda-tanda rekayasa sosial, dan melakukan apa yang Anda bisa untuk melindungi diri darinya.